Siapa yang tidak kenal dengan aplikasi TikTok? Berasal dari China dengan nama Douyin (抖音), TikTok amat populer di kalangan generasi Y atau milenial dan generasi Z. Oleh karena itu, tidak jarang banyak instansi memanfaatkan TikTok untuk menjangkau kawula muda masa kini.
Bersamaan dengan peluncuran kampanye video #IndonesiaBeraniVaksin bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Tim Mitigasi IDI, IDN Times juga menggelar "Webinar Edukasi Medis Efektif kepada Publik dengan TikTok" bersama TikTok Indonesia.
Dihadiri juga oleh 34 dokter yang mewakili 34 provinsi Indonesia, Head of Operations di TikTok Indonesia, Angga Anugrah Putra, membagikan beberapa tips mengenai membuat content edukasi yang efektif di TikTok. Bagaimana keseruannya?
Perkenalan singkat Angga Anugrah Putra
7 Tips Ampuh Bikin Video Edukasi yang Top di TikTokAngga Anugrah Putra, Head Of Operations di TikTok Indonesia (linkedin.com)
Lulus dari Universitas Padjajaran (UnPad) pada 2008, Angga memulai kariernya di Kompas Gramedia. Selama lebih dari 7 tahun hingga menjadi Business Manager di Kompas Gramedia, minatnya terhadap dunia anak muda pun mulai terbentuk.
Pada 2016, Angga kemudian melanjutkan kariernya sebagai GM Business & Operations di sebuah perusahaan rintisan (start-up) bernama Famous.ID. Berbekal pengalamannya tersebut, Angga menjajal perusahaan milik Alibaba, UCWeb Inc., pada 2018 hingga menjadi Country Manager – Newsfeed Content Operations Indonesia.
Barulah, pada 2019, Angga bergabung dengan TikTok Indonesia. Awalnya masuk sebagai Senior Manager User Operations, Angga terus naik hingga saat ini menjabat posisi Head of Operations.
Bedanya TikTok dengan media sosial umum?
Membuka sesi, Angga mengatakan bahwa TikTok bukanlah media sosial, melainkan platform content distribution. TikTok lebih berorientasi HP dan video yang dibagikan lebih ke format vertikal. "Sama-sama Beda, Sama-sama di TikTok", itulah tema yang diemban TikTok Indonesia demi menggapai semua rakyat Indonesia.
Lalu, apa bedanya TikTok dengan media sosial lain? Kalau media sosial, angka viewer sesuai dengan jumlah teman atau follower. Sedangkan, TikTok tidak berpaku pada angka follower. Oleh karena itu, meski follower tidak banyak, video di TikTok tetap dapat ditonton banyak orang.
“Misalnya, follower di social media 1.000. Saat saya post foto atau video, pasti yang lihat segitu saja. Di TikTok, tanpa follower pun, videonya bisa ditonton hingga jutaan orang. Tidak hanya diteruskan di followers saja,” kata Angga.
Bagaimana TikTok melakukannya? TikTok membagikan content-nya berdasarkan ketertarikan (interest) para pengguna. Dengan halaman bertajuk "For You", TikTok dapat memantu ketertarikan pengguna berdasarkan video yang ditonton, like, dan share.
"Di TikTok pun, banyak content creator yang membuat video sesuai profesi, seperti dokter membuat video tentang kesehatan. Jangan khawatir kalau video yang diunggah tidak akan ditonton atau menyasar target penonton yang salah," imbuh Angga.
Pergeseran tren pada TikTok
Awalnya, TikTok populer dengan content seperti dance dan lip sync. Akan tetapi, seiring waktu, terutama di pandemi penyakit virus corona baru (COVID-19), Angga mengatakan bahw terjadi pergeseran tren. Komedi dan edukasi mendominasi TikTok.
“Jadi, perbedaan lainnya dari TikTok dan social media lainnya adalah ‘real story from real person’. Tidak harus ada filter atau touch up sebelum post. Apa adanya saja,” ujar Angga.
Karena kreativitas dan kebebasan berekspresi, TikTok menjadi tempat lahirnya banyak tren dan membuatnya viral. Ini sekali lagi, dikarenakan TikTok menyasar ketertarikan para pengguna.
Waktu awal pandemi COVID-19 terjadi di 2020, pada Mei 2020, pemerintah RI mendorong masyarakat untuk di rumah saja. TikTok Indonesia bersama dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, meluncurkan kampanye “Sama-sama Belajar”. Tak disangka, ternyata content ini pun “meledak” hingga 70 miliar penonton.
“Ada banyak sekali content. Ada fitness & health, motivation, DIY, software and apps, photography, art, business & finance, life hacks, hingga fun facts,” kata Angga menceritakan.
Jadi, TikTok bekerja sama dengan guru untuk menggunakan aplikasi tersebut sebagai sarana pelengkap, bukan sebagai pengganti pembelajaran formal, sesuai dengan kegemaran kaum gen-Z. Dengan fitur interaktif, TikTok ikut mendukung pembelajaran jarak jauh.
Peran TikTok menangkal hoaks
Angga mengatakan bahwa setiap mengunggah video ke TikTok, akan ada jeda loading 10-12 detik. Bukan error, itulah tanda kalau TikTok sedang memindai content yang diunggah. Kalau sudah sesuai dengan pedoman komunitas TikTok, maka content boleh beredar. Oleh karena itu, content creator amat didorong untuk tidak menyebarkan hoaks.
Selain itu, TikTok juga memiliki tim moderator yang memantau content tetap sesuai dengan pedoman komunitas TikTok. TikTok juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO) hingga Kemenkes RI untuk memastikan content di TikTok dapat dipertanggungjawabkan.
Lalu, bagaimana tips-tips untuk membuat content TikTok yang viral dan menjangkau banyak orang? Angga memberikan tips berikut.
1. Profil amat menentukan
Profil penting karena user tentu melihat profil content creator, layaknya sampul pada majalah. Angga menyarankan untuk mengatur biografi sehingga memiliki ciri khas yang sesuai dengan video yang dibuat, sehingga cocok dengan para user yang lalu lalang.
Jika sudah buka akun, Angga menyarankan untuk mengubah akun ke mode Pro atau Business. Tidak dipungut biaya, kamu dapat melihat data analytics yang memperlihatkan kinerja profil dan video serta karakteristik penonton sehingga produksi content lebih optimal. Tertarik? Aktifkan mode Pro atau Business dengan:
- Dari halaman profil, buka tab Privacy and Settings
- Pilih "Manage My Account"
- Ketuk "Switch to Pro/Business Account" dan ikuti langkah-langkah yang muncul selanjutnya
2. Konsentrasi ke 1 kategori
“Jangan sampai TikTok pusing harus kasih content-nya ke siapa!”
Angga mengatakan bahwa content creator harus berkonsentrasi pada 1 kategori untuk 1 akun. Pilihlah kategori yang unik dan sesuai dengan passion. Jika berbicara soal kesehatan, maka fokus di situ.
Jika tiba-tiba ada minat untuk membuat content di kategori lain, cukup buat akun lain agar fokus tidak terbagi-bagi.
3. Buat video tetap singkat (ingat hukum "8 Detik")
Agar tetap menarik, Angga menyarankan untuk membatasi video hingga durasi 15-28 detik. Mengutip data dari TikTok, Angga memaparkan bahwa video TikTok lebih ditonton oleh gen-Z dan gen-Y dengan rentang perhatian 8 detik. Jadi, pastikan 8 detik video pertama menarik penonton untuk tidak scroll.
“Delapan detik pertama adalah kunci kesuksesan yang bikin penonton stay,” tambah Angga.
4. Berinteraksi dengan penonton atau content creator lain dalam membuat video
Tidak jarang, content creator kehabisan ide membuat video. Untunglah, ide bisa datang dari mana saja, termasuk para penonton! Tidak perlu khawatir, Angga mengatakan bahwa TikTok memfasilitasi content creator untuk berinteraksi dengan para pengguna.
Fitur tersebut adalah “Reply Comment with Video”. Selain tidak mati ide, para content creator juga dapat menunjukkan kalau mereka turut mendengarkan dan melihat masukan dari para user.
Selain dengan komentar user, Angga mengimbau para content creator untuk mengajak content creator lain berkolaborasi membuat video TikTok bersama. Bukan untuk panjat sosial atau pansos, content akan semakin kaya dan beragam.
5. Gunakan fitur TikTok agar video makin menarik
“Ada tiga kata kunci yang harus diingat di TikTok: motion, sight, dan sound.”
Bagaimana cara untuk memenuhi tiga aspek tersebut? Bereksperimenlah dengan fitur pada edit video TikTok sebelum di-upload. Angga mengatakan bahwa TikTok memiliki berbagai fitur terkini untuk membuat video semakin menarik, yaitu
- Green Screen untuk mengubah latar
- Add Sound untuk memasukkan lagu dan suara
- Text Feature untuk mengatur teks agar menarik
6. Ikuti pedoman komunitas TikTok
TikTok adalah platform yang terbuka untuk umum. Namun, ada beberapa hal yang perlu diingat saat membuat content agar tidak di-takedown oleh para moderator atau sistem. Apa saja? Angga memaparkan beberapa peraturan simpel yang dapat diikuti para content creator adalah:
Mengerti tentang pedoman komunitas di TikTok, yaitu untuk tidak
- Memuat content tentang rokok atau minuman keras
- Memuat content yang mengandung kata-kata atau tindakan tidak senonoh
- Memuat content berbau pornografi
- Memuat gambar atau video yang mengandung kekerasan dan darah
- Re-post content dari platform lain
- Terlalu berbau iklan
- Content terlalu blur dan tidak layak tonton
- Unggah 3-5 video per minggu agar dapat menarik banyak penonton
- Video jelas dengan latar yang rapi dan pencahayaan yang cukup
- Video dengan format rasio 9:16
- Jangan masukkan stiker, filter, audio, atau watermark yang tidak didukung TikTok
- Masukkan teks/judul, musik pendukung, dan voice-over
7. Tips untuk masuk ke laman For You
Tentu saja, mimpi para content creator adalah untuk masuk ke laman For You di TikTok agar semakin naik daun. Apa yang dapat dilakukan agar cepat naik?
Pertama, pertahankan finish rate pada video. Finish rate adalah persentase apakah video yang diunggah ditonton hingga habis. Semakin tinggi finish rate, maka semakin banyak like, comment, dan share, serta content semakin cepat naik.
Kedua, perlu diingat, algoritme TikTok berdasarkan ketertarikan pengguna bukan follower. Tidak perlu ragu untuk membagikan video yang sesuai dengan passion di TikTok, karena pasti akan viral, asalkan tetap konsisten di satu kategori.
Terakhir, jangan terlalu fokus dengan angka penonton. Cobalah untuk mengerti apa yang dibutuhkan oleh follower dan cara menarik pengguna TikTok lainnya. Selain itu, tidak perlu takut karena meskipun tanpa follower pun, video tetap akan ditonton dan kalau berhasil, akan viral.
“Percaya, kalau video kita sudah berguna untuk orang lain, serta sangat informatif dan bisa menghibur, penonton akan menonton sampai habis, like, dan share, maka video tersebut akan terus direkomendasikan oleh TikTok,” kata Angga menutup sesi.
Itulah beberapa tips yang dibagikan oleh Angga Anugrah Putra selaku Head of Operations di TikTok Indonesia. Dengan mengikuti tips efektif ini, dijamin content yang kamu buat akan ditonton banyak orang dan cepat viral. Gak hanya viral, pastikan videomu informatif dan berguna untuk para penonton, ya!
Sumber: https://www.idntimes.com/tech/trend/alfonsus-adi-putra-2/tips-ampuh-bikin-video-edukasi-di-tiktok-ala-angga-anugrah-putra/11
Referensi Lain:
https://wigatos.com/7773-cara-membuat-emoji-di-wa/
https://wigatos.com/7768-cara-membuat-efin-online/
https://wigatos.com/7764-cara-membuat-diskon-di-shopee/
https://wigatos.com/7760-cara-membuat-cover-highlight-instagram/
https://wigatos.com/7757-cara-membuat-channel-youtube/
https://wigatos.com/7754-cara-membuat-casing-hp/
https://wigatos.com/7749-cara-membuat-atm-mandiri/
https://wigatos.com/7744-cara-membuat-kartu-atm-bri/
https://wigatos.com/7741-cara-membuat-atm-bni/
https://wigatos.com/7737-cara-membuat-akun-youtube/
https://wigatos.com/7734-cara-membuat-akun-shopee/
https://wigatos.com/7730-cara-membuat-akun-paypal/
Comments
Post a Comment